Bukan Siapa-siapa

My photo
Kubingkiskan bait bagi mengubat hati yang resah. Seperti melakar di helaian jingga dalam mewarnai perasaan tersimpan. Diiringi melodi berdondang merdu membuai rasa sebak yang terpilu. Lihat paparan dada langit biru, itulah ketenangan impianku. Yang sesekali didatangi gerimis nakal yang menjenguk rebah. Membangkitkan aku dari lena kelam yang tak sudah. Dan aku pelajari detik hitam sebagai langkah mencari diri aku yang sebenar

30 September 2011

DENDANGAN KAMU

Sayup kudengar melodi yang dimainkan
seperti memanggil untuk aku duduk bersimpuh menghayati
bait yang cukup memukau hati
dalam tak sedar langkahku terhenti saat ini.

Dalam hening semalam
masih terngia bisikan nadamu
yang tak pernah putus memberi semangat hidup
untuk aku tidak mengenal erti putus harap.

Biar siapa kamu saat ini
di alam maya yang jelas kulihat rupa
terpanggil untuk bercerita apa adanya
hingga aku lupa sepi yang merayap tak berhenti.

KERANA KAMU

Di batasan waktu yang hilang
dari jauh kau mencuri pandang
memimpin tangan untuk seiring
menulis dalam rangkap berbeza yang buat aku girang.

Selama tak mungkin aku tahu
jika bukan kamu yang mencari
tak henti memapah saat aku kecundang
yang hari ini tak berhenti untuk terus menulis.

Terima kasih tak bernoktah
untuk kamu yang sering bersama di sini
berterusan menegur tanpa henti
sesekali menyakat buat kami terhibur saat sepi.

istimewa buat kamu ~ Cikgu Nik Mie
yang kerananya...terlahir laman Puisi Bait Kata Suara

LAMBAIAN MESRA

Telahku catatkan pada helaian jingga
pada satu tarikh yang belum pasti
untuk ketemu denganmu suatu hari nanti
yang bakal saling berpimpin tangan saat berjalan
bertepuk bahu sambil ketawa tersipu.

Kian lama telah berbicara tanpa kata
yang hanya jemari mengorak cerita
sesekali sapaan manja mengusik jiwa
buat hati menjerit ingin mengenal mesra
menyimpul kenangan buat kita.

Akan datang.....
entah bila pertemuan antara kita
aku dan dia tak pernah berhenti menanti
untuk melihat senyummu terukir di bibir
dan kita saling merangkul ikatan persahabatan ini

buat adik yang noty ♥ Bintang Kartika


RUANG WAKTU

Sempit untuk aku bercerita
tentang luka yang masih bersisa
sesekali terpandang parut yang ada
hati bagai diremuk hingga hilang senyum yang bernyawa.

GUBAHAN CINTA

Terpandang aku gubahan cinta yang dihias indah
berwarna senada mencuri pandang
jelas bahagia seperti kasih di awangan
seolah tak reput mesra dalam genggaman
yang buat hati berbisik cemburu saat terpandang.

Gubahan cinta milik mereka
yang terpisah jauh berjuta batu jaraknya
berhari berasakkan rindu membara
memaksa detik berlari segera
agar pertemuan milik mereka.

Doaku buat mereka pemilik bunga cinta
jangan sekali penat menghias gubahan yang ada
semburlah kasih dengan mesra
agar tidak pernah kering tanpa belaian
walau jarak memisahkan.

27 September 2011

SAAT UNTUK PERGI

Bila saat aku hampiri dan engkau tak peduli
itulah kali terakhir aku di sini
yang datang tidak berjemput
hanya menyinggah bila sepi bersahut
mengharap hadir bersambut
nanti.....jangan dicari
persetankan kenangan kita
biar keruh dek masa
kerana, aku benci untuk menunggu lagi

26 September 2011

IKATAN RESAH

semalam kita sebumbung, duduk sebangku
berbicara dari hati ke hati yang tiada penghujung
sesekali tawa bergema hilangkan resah yang bersarang
hingga hilang sepi yang telah lama bertandang
pertama kali duka dikongsi
saling berdakap mengekang gerimis menguasai
memujuk hati yang tak dipeduli
tangan yang dihulur, kugenggam lembut
sepertinya terselamat aku dari lemas pahit kehidupan
jauh dari sedar engkau berpaling
jadikan kisah tersimpan sebagai sebuah penceritaan yang dikhabarkan
lalu...sebaris kata berubah arah yang bebas berterbangan
hingga aku tersorok, kering dalam ikatan
harini..tidak berjarak tempat
tapi kisah semalam membezakan
aku terasing keseorangan
tak terbela dosa dikandung badan
jari yang ditunjuk, tepat aku sasaran
kubiarkan...kerana terlipat salah di saku kiri
kusimpan, dibiar masa untuk dilupakan

BA'HAI BIRU

kuambil satu
resah yang dilipat semalam, satu persatu kususun kemas
tidak bercorak, jernih kebiruan
tersimpan duka yang aku pendamkan.
jangan ditarik kasar
nanti koyak, beraburan jadi debu
kalau ia bertempiaran terbang, hatiku pasti bermandi sendu
berlembutlah sewaktu mengikat
biar kekal kemas dalam yang tersusun
bahai biru milikku
hanya aku mengerti kandungan resahnya

KASIH TAK BERNYAWA

ingin sekali kucoretkan surat buat kamu
bercerita tentang perasaan yang menari-nari
tanpa suara......

ingin kukhabarkan rindu yang melonjak pada kamu
seperti aku di awanan biru bebas
tanpa siapa-siapa.....

kerna aku tak pasti pada siapa untuknya
rindu masih bernyawa
sayang masih menyala
tapi kasih seperti tak bernyawa
kerana, kasihku tak berjasad

MELODI SENJA SEMALAM

langit jingga
sunyi merangkak datang
keriuhan samaran yang tinggal
ramai berpulangan
sayup laungan azan berkumandang
menyentap letih berangkat pulang
maghrib menyinggah
tuntutan dilaksanakan
diiringi melodi indah
nyanyian surah-surah
diakhiri nada doa pada yang ESA

ARCA KEHIDUPAN

modul terbentuk dalam ikatan
pertalian berantai
kehadiran bersambut mesra, payau
putaran tak di sangka
jernih bak kristal tanpa warna
sekali retak berbekas ditinggal
dijentik...bertaburan tak kesampaian

BENTENG KEHIDUPAN

seperti anak kecil tak kenal apa
tak mengerti baris bicara
menangis untuk berkata
dicorak pada aucan tak bernama
kerna belum pasti alur tersedia

seperti remaja rentas dunia
berlagak tapi tak punya apa
mendongak berjalan bersahaja
tercorak laluan mengikut apa adanya
yang tak pasti akan jadi sia-sia

seperti dewasa pada rupa
berkata mudah sebalik usaha
melempar racun terukir senyum goda
bertalian tiitk noda
entah salah siapa

seperti masa di hujung cerita
merenung titian di garisan senja
perlahan tak berdaya
mendengar tanpa bercerita
belum pasti nasib terbela

kehidupan tak mengenal siapa
laluan tersedia
perlu bijak memilih dalam masa
mereka-mereka hanya agak kisah tercipta
sedang, sendiri hadapi keadaannya

22 September 2011

AKU BUKAN BONEKA

tak perlu menjeling bila saat aku berkata
dengarkan bisikan resah yang sayup berkumandang
berhadapan denganmu memaksa aku meniti jambatan hening
di bawahnya tersedia bara
kanan dan kiri berdinding retak
tertunduk dan seperti mahunya aku merangkak perlahan
semata untuk bertentang mata dalam bicara penuh makna

tanpa sedar kau calarkan perasaan kasih yang tersimpan
lagakmu buat aku jadi penurut perintah tak bertepi
yang sering selindungkan apa kata hati

aku seperti insan biasa
mengharap jalinan antara kita senada nan indah
bukan berlandas satu fakta
tapi ikhlas dan saling menerima seadanya

yang aku inginkan
kau lihat aku apa adanya
belas kasih untuk seorang wanita
bukan dalam samaran kau bertopeng kaca
yang tersimpan niat tak terbela
lantas aku kau jadikan mangsa

aku hanya ingin jadi diriku
yang tidak terkurung dalam sangkar cinta milik kamu
tapi bukan bebas tidak berpenunggu
sekadar bebas mencari sinar buat hilangkan resah dihatiku
yang terkadang diberi ruang untuk aku kenali siapa diriku

JALAN SENGKETA

kealpaan semalam
mengundang nestapa
hingga hancur segalanya
melempar cerita
mengaib tanpa belas
lantaran dibuang kejauhan

tanpa siapa-siapa
berdiri sendiri
bertatih hadapi
sedia terima hukuman
tapi bukan penghinaan
seperti yang dilakukan

21 September 2011

BUKAN HANYA SEKADAR BERPUISI

terkadang jemari menari bebas
dengan bibir berbisik pada hati
ingin bercerita dalam emosi
disusun bait menjadi erti
yang bersembunyi tetap tersembunyi
dalam leka meniti helaian
tidak tersangka menghasilkan karya
yang ada pemerhati jarak tidak ketahuan
sedang niat hanya ingin menulis
berbicara tentang hati

20 September 2011

SAJAK CINTA

saat rindu berbisik
kutarikan jemari ini untuk menulis
bercerita tentang cinta yang aku miliki
sambil tersenyum kotak memoriku jauh berlari
mengimbas kembali saat kita duduk berdua
melangkah seiring sambil berpimpin tangan
sesekali berlaga bahu saat berjalan
dan bila saat dikau kucup hangat dahiku
tika itu, kulihat awan menjadi merah jambu
seperti pipiku yang merah kerna malu tersipu
di bawah pepohon rendang
kita saling berjanji akan terus menyintai
dan kita juga berjanji
cinta kita tidak akan berhenti walaupun telah mati
anak-anak akan terus genggam kasih milik kita
dan cinta itu hidup untuk selamanya
pada generasi ke generasi

19 September 2011

LUKA YANG TERCALAR

sakit yang ditinggalkan
masih berbekas tebal terasa pedih
biar berguni kugendong ketawa berpanjangan
tak lekang walau digilap bahagia yang mendatang
sesekali pilu merajai hati
yang buat senduku tak pernah berpaling
acapkali kugenggam kemas memori semalam
dengan niat untuk remukkan
tidak sedetik mampu dilupakan
semakin kuat amarah menguasi
kerna itu...aku pilih untuk tidak kembali
aku masih pilih untuk berdiam lagi

BENTENG RESAH

terpukul aku dek keresahan
yang baluti tiap tenangku dalam hiba
berkurung dalam duka yang tercipta
hingga aku jauh dari mereka
hati berbisik memanggil manja
tidak terdengar melainkan rajuk berpanjangan
langkah bermula saat kepergian
entah kapan akan pulang menjenguk
selagi tenang tidak kekal
pasti berdiam kawan sepermainan
nantikan....
hanya dari kejauhan aku mengintai
berbenteng duka yang dikau tinggalkan

PUISI

aku hanya ingin menulis puisi
bercerita tentang hati
yang terkadang bisa buat aku berillusi
seperti malamnya aku berkejar sana sini
di lautan aku berlari sejauh mungkin
dan di dada langit aku berbaring di awan membiru
dengan menulis puisi
jemariku seakan menari
lancar seiring gerakan bibir tika menulis
dengan harapan puisiku menambat hati
sekadar buat penggemar pembaca puisi

15 September 2011

SELAMAT MENYAMBUT HARI MALAYSIA

KEMERDEKAAN KE 54

Kemerdekaan digenggam kemas
pertahankan bangsa kekal bersatu
menghargai perajuit serikandi terkorban
mengenang jasa pejuang pertiwi
biaskan kedamaian tenang
jangan sekali tebar kehancuran
ayuh...
kibarkan jalur gemilang
bersama menjaga kedamaian
berganding kita teguhkan tiang kesejahteraan
agar tidak mudah digoyangkan


Salam 1 Malaysia

KEINDAHAN SEMENTARA

sepetang bersama gerimis senja
merangkak si mentari sembunyi pulang
meninggalkan siang berganti
muncul sang bulan dan bintang
meneroka kelam bercahaya suram
memercik sinar meneman sekalian alam
tiada yang kekal
berganti pada esok hari dalam paksi yang sama
menyingkap hari baru
mengubah tarikh dan waktu

sepertinya sebuah kehidupan
tidak lekang berbaris duka yang datang
akan pergi jua bila tiba saatnya
bergelumang bahagia yang dikejar
tersungkur jatuh luka berdarah
terubat kena pada caranya
kembali hilang palit pedih
yang tetap tinggal parut selamanya
pasti..berulang kisahnya dalam helaian akan datang

14 September 2011

KAMU SUDI ?

teman,
sudikah kamu meyambut tanganku saat aku hampir tertewas
dikerumuni malang yang tiada penghujung
menghangatkan semula hari yang mendung
berbisik semangat jangan terus merundum
berteriak sokong tanpa henti hingga aku bangun
dan segera papah jika aku hampir tersungkur
apa kamu sudi?
menjadi temanku hingga ke penghujung
tidak perpaling saat aku memerlukan
tidak melangkah bila aku dekati
dan tidak pergi jauh dariku nanti

DAMBAAN TENANG


saat kabus membelah pagi
dingin dampingi mendamaikan
terlentok resah di pangkuan
tenang hampiri dalam keaslian
walau tertimbus kalut semalam
belum tentu tenggelam lama kejauhan
pasti datang lagi
cuma beza antara perantaraan
ternanti-nanti
dalam diam aku tetap masih di sini

13 September 2011

PANDU DENGAN CERMAT

pandang kanan, pandang kiri
tengok cermin kedua sisi
jangan kamu asyik tak peduli
menyusahkan orang lain di pagi hari

terbuka luas jalan di depan
mengapa engkau tidak perasan
siapa suruh asyik bergayut sakan
sampai kau hampir terbabas di tepi jalan

amalkan memandu dengan cermat
bukan ikut rasa nak cepat
keluarlah awal-awal supaya tidak lambat
jangan nanti, memandu macam kilat

pagi-pagi bikin panas
buat hati jadi kebas
nasib baik tak terbabas
syukur aku masih bernafas

kan dah kena bebel pagi-pagi
tu la, siapa suruh tidak hati-hati
lain kali tengok cermin sisi
dan jangan lupa toleh kepala sesekali

bergegar lutut masih terasa
kecut perut senak dada
hilang mood hilang selera
kerna hatiku masih tak selesa

pandulah dengan hati-hati

ARAH

pernah suatu tika
aku pilih untuk berteduh di bawah pohon rendang
yang pada mulanya aku agak terbias dek mentari petang
sambil berbuai berteman bayu
dan sesekali sepoi-sepoi angin menyapa
kusangka ia teduhan yang cukup selesa
hingga kakiku berat untuk berpaling arah
kaku di singgahsana yang sederhana tapi cukup bermakna
lama kupikir, apa ini pepohon yang kucari selama ini
mampu bemberi teduhan tanpa resah terpejam
acapkali aku bahagia, desahan duka berbisik
sepertinya cemburu apa adanya
walau telah jauh kulontar bungkusan luka semalam
dengan kemas kuikat sekuat perasaan pilu
tapi ternyata ia hanya illusiku yang tak terpadam
dia mengekori aku dalam sembunyi
perlahan menghampiri saat aku lupa
dan bila ketemu, aku pasrah dalam sendu
sekadar mampu mengucap La'illah Ha'IllaAllah saat bergenang airmataku
menarik nafas dalam tenang yang kunantikan
aku redha andai teduhan yang kuimpi itu bukan tersedia buatku
dan barangkali aku tidak layak berteduh di situ

09 September 2011

PENGEMBARA RAHSIA

aku ingin tebarkan keriangan
dan ragut resah yang tersembunyi
biar terkoyak segala derita
menjadi kepingan duka yang ditinggalkan

CINTA TERASING

dalam larian yang merobek waktu
terbias benih sunyi bertempiaran
cintaku bermula di deretan curam
sebalik tabir penjuru rindu
setebal hati terbiar bertahun
dalam misteri kasih bertaut
tak luak kasih biar berlumpur
bertompok kemesraan terbentuk diam
cinta kini menjadi satu
yang tak mungkin aku tinggalkan
walau ada kemungkinan aku di asingkan

06 September 2011

MAAFKAN AKU, IBU

ibu
kapan kita bertemu lagi
hatiku mula merindui kamu
sedang aku dalam resah tak berpenghujung
sore kelmarin aku bermimpi
kucium mesra di dahimu penuh lembut
perlahan dikau dakap erat tubuhku
yang perlahan berjurai airmata kasih


ibu
sungguh aku sayang sama kamu
tidak terlintas menyakiti hatimu
bingkisan pudar semalam bingitkan hatiku
lalu, aku pergi jauh seketika darimu
walhal ia bukan kerelaanku
tahukah dikau resah selalu mengingat akan dirimu
sungguh aku kaku...kau dalam mencari diriku


ibu
nantikan selalu kepulanganku
biar aku bertenang mencari hamparan selesa dahulu
inginku susun papan catur biar tidak berterabur lagi
ada waktu dan ketika nanti, selesai segalanya
aku pasti ketemu denganmu lagi
maafkan anakmu...
sakit semalam, masih berbekas di hati

tiap saat, kasihku tidak pudar buatmu
selalu dan akan selalu menyayangi kamu, ibuku

05 September 2011

TAK MENGERTI

ada antara kita yang berbicara tanpa hati
nampak seiring berjalan tapi lancang kelakuan
menikam dengan benang yang dijahit cemburu
terbiasa membidas hingga keliling menjauh
merobek sekeping hati lalu pergi ditinggal
sepertinya mustahil berlaku dalam sedarah ikatan
tapi....ia terjadi
hingga terkaku jiwa lalu berdiam bawa diri

DIA

telah kupilih dalam berjuta lelayang yang ada
warna unggu yang siringnya seperti sayap biru
kemas terdampar di dada langit
di sore semalam aku jejak
antara lain yang berterbang di sana
seperti melambai minta direstu
namun kubiar bersahaja
mungkin esok punya cerita

TERSIMPAN JAUH

aku tak bisa membenci kamu
walau di dalam tersedia dendam lalu
yang aku mampu, berdiam dan cuba lupai apa lakumu terhadapku
tahukah...betapa sakit hati ini, betapa pedih jiwa ini
dikau yang aku percayai, khianati tanpa aku sedari
hingga kubawa diri jauh memencil
ketahuilah...aku gengam peristiwa ini
kusimpan kemas penuh erti
dan pasti, aku tak akan benarkan ia berulang lagi

PASRAH

bila hatiku benar terluka
aku akan menjauh bawa diri
entah bila akan kembali
selagi detik hitam tersemat di hati
selagi itulah kita tak akan bersemuka lagi

SAAT KUMELANGKAH

berlari aku dalam gerimis semalam
mengenang peristiwa meluka hati
terbias ceria di balik kelam
hingga aku terkedu sendiri

saat aku menghitung hari
engkau menjauh tempias pandang
diam menyepi tinggalkan aku sendiri
hadapi hari yang mendatang pulang

BUKAN SIAPA-SIAPA

aku bukan siapa-siapa
seperti kamu juga
yang ada cinta untuk dipegang
bukan sekadar dalam angan kosong
tapi ingin hidup bebas dalam bahagia

sungguh aku tahu, aku siapa
bukan bermaksud melupa diri
tiada niat melupa dia di sana
cuma aku sepi
yang perlu teman menemani saat aku berasa sendiri

SENDIRI

tak tercapai dek akalku
mengira kapan kita kan bertemu
biar berlari kukejar
belum tentu capai di hadapan
yang akhirnya
aku duduk sendiri di bangku usang
tanpa berkongsi cerita dengan sesiapa
hanya aku sorang, ya...hanya aku seorang