Bukan Siapa-siapa

My photo
Kubingkiskan bait bagi mengubat hati yang resah. Seperti melakar di helaian jingga dalam mewarnai perasaan tersimpan. Diiringi melodi berdondang merdu membuai rasa sebak yang terpilu. Lihat paparan dada langit biru, itulah ketenangan impianku. Yang sesekali didatangi gerimis nakal yang menjenguk rebah. Membangkitkan aku dari lena kelam yang tak sudah. Dan aku pelajari detik hitam sebagai langkah mencari diri aku yang sebenar

13 September 2011

ARAH

pernah suatu tika
aku pilih untuk berteduh di bawah pohon rendang
yang pada mulanya aku agak terbias dek mentari petang
sambil berbuai berteman bayu
dan sesekali sepoi-sepoi angin menyapa
kusangka ia teduhan yang cukup selesa
hingga kakiku berat untuk berpaling arah
kaku di singgahsana yang sederhana tapi cukup bermakna
lama kupikir, apa ini pepohon yang kucari selama ini
mampu bemberi teduhan tanpa resah terpejam
acapkali aku bahagia, desahan duka berbisik
sepertinya cemburu apa adanya
walau telah jauh kulontar bungkusan luka semalam
dengan kemas kuikat sekuat perasaan pilu
tapi ternyata ia hanya illusiku yang tak terpadam
dia mengekori aku dalam sembunyi
perlahan menghampiri saat aku lupa
dan bila ketemu, aku pasrah dalam sendu
sekadar mampu mengucap La'illah Ha'IllaAllah saat bergenang airmataku
menarik nafas dalam tenang yang kunantikan
aku redha andai teduhan yang kuimpi itu bukan tersedia buatku
dan barangkali aku tidak layak berteduh di situ